Kunci sukses bisnis adalah human capital handal, komitmen pada kualitas, strategi pemasaran yang jeli, brand yang kuat, jaringan distribusi yang baik, dan … factor kebetulan. Smirnoff Vodka salah satu contohnya.
Suatu ketika setelah perang dunia II berakhir, Jack Morgan, pemilik bar Cock and Bull di Los Angeles memergoki karyawan yang lalai mengganti bir jahe (ginger beer) pada tong dengan vodka. Akibatnya vodka dan bir jahe malah tercampur. Namun kelalaian itu malah menguntungkan Smirnoff. Bir laku terjual. Smirnoff mencatat sukses.
Ditarik jauh kebelakang cerita soal Smirnoff Vodka berawal dari Keluarga Smirnov yang membangun bisnis pervodkaan di Moskwa pada awal abad XIX. Adalah Piotr Arsenyevitch Smirnov, jenius di keluarga Smirnov, yang membuat bisnis ini menjadi besar di tahun 1862. Dibantu Andrev Albanov, seorang ahli kimia, Smirnov meramu Vodka yang khas dan ciamik.
Era 1874-1897 adalah salah satu masa keemasan Smirnov. Di era itu Smirnov banyak memenangkan award kualitas. Alhasil di tahun 1898 Smirnov dipilih menjadi supplier minuman bagi Istana Tsar. Saat itu produksinya telah mencapai titik 3,5 juta peti setahun. Sayangnya sebelum Revolusi Bolshevik tahun 1917 usaha keluarga Smirnov merosot. Revolusi membuat bisnis keluarga hancur. Kepemilikan beralih ke menantu perempuan Piotr, Eugenia, yang pindah ke Italia dan menikah dengan orang Italia.
Anggota keluarga Smirnov yang lain, Vladimir, mencoba membangun kembali bisnis minuman. Dia mulai membuat usaha penyulingan di Istambul, bergeser ke Polandia, untuk selanjutnya menetap di Prancis pada 1928. Di Perancis, Vladimir mengganti nama keluarganya menjadi Smirnoff. Sebagai penghargaan kepada Piotr Arsenyevitch, Ia serahkan bisnisnya kepada Pierre Smirnoff, anak Piotr.
Tahun 1933, Rudolf Kunett, pemasok alcohol sejak 1917 untuk keluarga Smirnoff, membeli hak distribusi Smirnoff di Amerika Utara. Sayang Kunett gagal. Hak distribusi dijualnya kepada John Martin, seorang pengusaha kecil di Heublein.
Success story dimulai Martin pasca Perang Dunia II. Martin membuat “inovasi” dengan meracik Moscow Mule (campuran vodka dan ginger beer). Nah racikan Moscow Mule itulah yang ditemukan secara tidak sengaja oleh Jack Morgan.
Tahun 1951, Heublein Co. membeli hak edar Smirnoff di seluruh dunia dari Janda Vladimir, Tatiana. Hak edar di Inggris dibeli setahun kemudian dari Gilbey’s. Positioning-nya saat itu Smirnoff White Whiskey, No Taste No Smell. Tahun 1983, kepemilikan beralih dari Heublein kepada International Distillers and Vintners.
Sekarang, Smirnoff telah terjual sebanyak 15 juta peti di 150 negara. Itu berarti 500.000 botol terjual setiap harinya; atau 6 botol terjual setiap detiknya. Prestasi ini menjadikan Smirnoff sebagai alcohol suling terlaris di dunia.
Seiring perubahan zaman, bisnis minuman ini tidak guncang oleh perubahan. Dalam hal ini Smirnoff dapat dipadankan dengan Dupont, General Electric dan produk-produk lain yang sudah ada sejak abad XIX. Dilihat dari perspektif brand dapatlah Smirnoff disejajarkan dengan Louis Vitton, Gucci, dan Armani.
Kunci suksesnya adalah strategi dan manajemen yang baik. Smirnoff dijalankan oleh para professional yang qualified. Selain angka penjualan yang tinggi, iklan Smirnoff telah berhasil memenangkan lebih dari 50 award. Salah satunya Cannes Golden Lion Award. Di sisi produksi, produk Smirnoff harus melewati 47 titik control check sebelum dipasarkan.
Mungkin Almarhum Piotr Arsenyevitch Smirnov tersenyum di alam sana pada karyawan Morgan yang lalai. Sebab kebetulan malam itu bisa membuat Smirnoff eksis hingga hari ini.
Suatu ketika setelah perang dunia II berakhir, Jack Morgan, pemilik bar Cock and Bull di Los Angeles memergoki karyawan yang lalai mengganti bir jahe (ginger beer) pada tong dengan vodka. Akibatnya vodka dan bir jahe malah tercampur. Namun kelalaian itu malah menguntungkan Smirnoff. Bir laku terjual. Smirnoff mencatat sukses.
Ditarik jauh kebelakang cerita soal Smirnoff Vodka berawal dari Keluarga Smirnov yang membangun bisnis pervodkaan di Moskwa pada awal abad XIX. Adalah Piotr Arsenyevitch Smirnov, jenius di keluarga Smirnov, yang membuat bisnis ini menjadi besar di tahun 1862. Dibantu Andrev Albanov, seorang ahli kimia, Smirnov meramu Vodka yang khas dan ciamik.
Era 1874-1897 adalah salah satu masa keemasan Smirnov. Di era itu Smirnov banyak memenangkan award kualitas. Alhasil di tahun 1898 Smirnov dipilih menjadi supplier minuman bagi Istana Tsar. Saat itu produksinya telah mencapai titik 3,5 juta peti setahun. Sayangnya sebelum Revolusi Bolshevik tahun 1917 usaha keluarga Smirnov merosot. Revolusi membuat bisnis keluarga hancur. Kepemilikan beralih ke menantu perempuan Piotr, Eugenia, yang pindah ke Italia dan menikah dengan orang Italia.
Anggota keluarga Smirnov yang lain, Vladimir, mencoba membangun kembali bisnis minuman. Dia mulai membuat usaha penyulingan di Istambul, bergeser ke Polandia, untuk selanjutnya menetap di Prancis pada 1928. Di Perancis, Vladimir mengganti nama keluarganya menjadi Smirnoff. Sebagai penghargaan kepada Piotr Arsenyevitch, Ia serahkan bisnisnya kepada Pierre Smirnoff, anak Piotr.
Tahun 1933, Rudolf Kunett, pemasok alcohol sejak 1917 untuk keluarga Smirnoff, membeli hak distribusi Smirnoff di Amerika Utara. Sayang Kunett gagal. Hak distribusi dijualnya kepada John Martin, seorang pengusaha kecil di Heublein.
Success story dimulai Martin pasca Perang Dunia II. Martin membuat “inovasi” dengan meracik Moscow Mule (campuran vodka dan ginger beer). Nah racikan Moscow Mule itulah yang ditemukan secara tidak sengaja oleh Jack Morgan.
Tahun 1951, Heublein Co. membeli hak edar Smirnoff di seluruh dunia dari Janda Vladimir, Tatiana. Hak edar di Inggris dibeli setahun kemudian dari Gilbey’s. Positioning-nya saat itu Smirnoff White Whiskey, No Taste No Smell. Tahun 1983, kepemilikan beralih dari Heublein kepada International Distillers and Vintners.
Sekarang, Smirnoff telah terjual sebanyak 15 juta peti di 150 negara. Itu berarti 500.000 botol terjual setiap harinya; atau 6 botol terjual setiap detiknya. Prestasi ini menjadikan Smirnoff sebagai alcohol suling terlaris di dunia.
Seiring perubahan zaman, bisnis minuman ini tidak guncang oleh perubahan. Dalam hal ini Smirnoff dapat dipadankan dengan Dupont, General Electric dan produk-produk lain yang sudah ada sejak abad XIX. Dilihat dari perspektif brand dapatlah Smirnoff disejajarkan dengan Louis Vitton, Gucci, dan Armani.
Kunci suksesnya adalah strategi dan manajemen yang baik. Smirnoff dijalankan oleh para professional yang qualified. Selain angka penjualan yang tinggi, iklan Smirnoff telah berhasil memenangkan lebih dari 50 award. Salah satunya Cannes Golden Lion Award. Di sisi produksi, produk Smirnoff harus melewati 47 titik control check sebelum dipasarkan.
Mungkin Almarhum Piotr Arsenyevitch Smirnov tersenyum di alam sana pada karyawan Morgan yang lalai. Sebab kebetulan malam itu bisa membuat Smirnoff eksis hingga hari ini.
Comments
Post a Comment