Jaman dulu, setiap Nabi yang merasa tugasnya akan selesai di dunia dapat dipastikan akan langsung mencari pengganti. Musa mempersiapkan Joshua. Elia mempersiapkan Elisa. Yesus mempersiapkan 12 Rasul ditambah Santo Paulus yang ditunjuk khusus. Jadi succession plan, dan juga, talent management sudah ada sejak masa silam.
Concern manusia dulu dan saat ini sebenarnya sama, yaitu bagaimana caranya memastikan kesinambungan eksistensi kelompok hingga jangka yang luar biasa lama, bahkan jika mungkin selamanya.
Kesinambungan eksistensi kelompok hingga jangka waktu sedemikian lama tentunya dapat dicapai melalui orang yang capable mewujudkan hal itu. Bagaimana orang yang dipandang mampu tersebut dapat melaksanakan misinya untuk melanjutkan misi pendahulu?
Pertama, orang itu kudu punya keyakinan bahwa kelompok ini sangat bernilai untuk dipertahankan eksistensinya selama mungkin.
Kedua, orang itu mesti meyakinkan orang lain melalui perkataan dan perbuatan bahwa kelompok itu bernilai buat orang lain. Bernilai atau tidaknya buat orang lain, tentunya dilihat dari cara hidup dan akibat dari cara hidup tersebut.
Ketiga orang-orang yang sudah yakin akan kebaikan yang sudah dilaksanakan mulai menyebarkan pengaruh kelompok ke orang yang belum mengenal kelompok tersebut. Dari pola macam inilah sebuah kelompok bisa bertahan hingga waktu yang lama.
Istilah kelompok yang bisa diganti jadi agama, perusahaan, NGO atau bahkan kelompok preman berkembang pertama-tama melalui orang yang yakin atas nilai yang dianutnya untuk kemudian bisa meyakinkan orang lain (pengikut atau konsumen) untuk meyakini nilai yang dianutnya. Itu pula yang membuat orang yakin bahwa nilai dari jaman dahulu kala tetap relevan hingga saat ini.
Comments
Post a Comment