Skip to main content

Bukan yang Terbaik, Tetapi yang Tepat

Gerbang pertama yang harus dilalui oleh calon karyawan di perusahaan manapun adalah bagian recruitment.  Bagian ini berperan penting dalam menyaring calon karyawan. Kesinambungan pertumbuhan perusahaan sangat ditentukan oleh faktor manusianya.  Bill Gates pernah bilang: Take our twenty best people away from us and I can tell you that Microsoft would be unimportant company.  Bill Gates sangat paham bahwa kunci sukses bisnis Microsoft adalah orang. 

Menurut Jim Collins, penulis buku Good to Great, orang adalah bagian sangat penting bagi organisasi yang ingin meningkatkan diri dari kategori baik menjadi hebat.  Frasa yang digunakan untuk itu adalah: first who ... then what.  Namun Collins berpendapat bahwa tidak semua orang merupakan aset penting perusahaan. Orang yang tepatlah yang merupakan aset terpenting perusahaan. Pertanyaannya sekarang, bagaimana caranya mencari orang yang tepat, yang dapat mendukung sukses organisasi di masa kini dan masa mendatang?  Michael Adryanto, penulis buku Tips and Tricks on Getting The Right Talents, mencoba menjawab pertanyaan penting itu. 

Pada dasarnya urusan merekrut karyawan melibatkan dua pihak.  Pertama, perusahaan yang membutuhkan karyawan. Kedua calon karyawan yang membutuhkan pekerjaan.  Mempertemukan kebutuhan kedua pihak ini merupakan satu tantangan yang menarik. It takes two to tango. Salah satu pihak tidak cocok maka tak ada kesepakatan.  Layaknya orang yang akan saling memadu kasih,  setiap organisasi wajib mengenali dirinya dan mengetahui kebutuhannya terlebih dulu sebelum berupaya menarik orang lain masuk. Demikian juga calon karyawan, wajib tahu hal yang sama agar tidak salah jalan.

Karakteristik perusahaan dapat diketahui dari nilai-nilai inti yang dianut oleh perusahaan.  Nilai-nilai inti (core values) ini bisa berasal dari pendiri, eksekutif perusahaan atau team yang ditunjuk merumuskan hal tersebut. Contoh dari nilai perusahaan adalah: integrity, positive attitude, commitment, continuous improvement, dan quality.  Budaya perusahaan/organisasi adalah hasil dari pelaksanaan nilai-nilai perusahaan.  Tantangan bagi setiap organisasi adalah menuliskan secara sistematis dan jelas definisi dari setiap nilai perusahaan dan perilaku yang diharapkan dari setiap karyawan.  Hasil penulisan itu akan jadi panduan berharga bagi penyusunan kompetensi inti perusahaan.

Kompetensi menurut Lyle Spencer dan Signe Spencer adalah karakteristik dasar yang  berkaitan dengan prestasi setiap individu dalam pekerjaan atau situasi tertentu. Menurut beberapa praktisi SDM, kompetensi disebut juga sebagai DNA perusahaan. Diyakini, karyawan yang memiliki tingkat kesesuaian tinggi dengan kompetensi inti yang telah ditetapkan akan punya kans lebih baik dalam berkarya di perusahaan daripada yang tidak.

Standar kompetensi yang telah disusun akan sangat berguna dalam proses mencari karyawan.  Bagian Recruitment akan sangat terbantu jika calon pengguna jasa (user) mengetahui dan menginformasikan secara jelas kriteria karyawan yang diinginkan.  Ini seperti pergi belanja ke pasar sambil pegang daftar belanja yang sistematis, lengkap dengan nama toko langganan serta estimasi harganya. Tetapi apakah semudah itu mencari karyawan?

Mungkin ada staff rekrutmen yang mengeluh di waktu job fair karena sedikit pencari kerja yang datang ke stan perusahaannya. Atau ada situasi lain dimana iklan lowongan kerja yang dipasang di surat kabar ditanggapi dingin oleh pembaca. Dalam hal ini yang paling berbahagia adalah perusahaan yang tergolong sukses, punya nama besar, punya paket remunerasi yang menarik, dan dipandang bisa menjamin masa depan calon karyawan sebab mereka akan lebih mudah menarik minat calon karyawan yang berbakat ketimbang perusahaan abal-abal atau punya reputasi buruk. Tidak heran banyak perusahaan berusaha menjadi employer of choice. Coba tanya ke mahasiswa yang mau lulus atau karyawan/ti yang sudah bekerja: “Cita-cita Anda mau kerja dimana?” Nah perusahaan yang paling banyak disebut itulah employer of choice.

Klub sepakbola Barcelona FC adalah salah satu contoh employer of choice. Klub ini adalah benchmark seluruh klub sepakbola di seluruh dunia. Hampir semua pemain berbakat  di dunia ingin jadi bagian dari klub itu. Terakhir Cec Fabregas rela mengeluarkan uang sebesar 5 juta pound demi memperlancar proses transfernya dari Arsenal ke Barcelona.  Sebelumnya bintang Chile, Alexis Shancez, lebih dulu memilih bergabung ke L'equip blaugrana  daripada klub lainnya.

Menurut Michael merekrut orang bagus dan tepat bagi perusahaan dapat dilakukan melalui metode seleksi yang efektif. Setiap metode punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Menurut hasil penelitian David McClelland, Lyle Spencer dan Signe Spencer metode yang bisa memotret figur calon karyawan dengan berdasarkan tingkat akurasinya adalah  assessment center 65%, interviews (behavioral) 48% - 61%, work-Sample test 54%, ability test 53%, “Modern” Personality tets 39%, biodata 38%, references 23%, interviews (non – behavioral) 5% - 19%. Ini berarti metode assessment center punya tingkat validitas yang lebih tinggi daripada metode lainnya.  Ini terjadi karena di assessment center kandidat wajib menjalani serangkaian tes yang komprehensif, terstruktur dan dibuat semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya.

Pelaksanaan proses recruitment yang efektif sangat tergantung pada know how staff recruitment dan users yang terlibat. Donald Rumsfeld (mantan Menteri Pertahanan AS) bilang: “A’s hire A’s, B’s hire C’s”. Artinya orang yang biasa-biasa saja akan cenderung memilih orang yang “kurang berprestasi”, sementara orang yang luar biasa akan mencoba merekrut orang yang punya kualitas sama. Tentu akan lebih baik jika orang yang ditugaskan di gerbang awal perusahaan adalah orang-orang terbaik di organisasi.

Buku Tips and Tricks on Getting The Right Talents termasuk buku yang unik di tanah air.  Sebagai buku teknis, buku ini enak dibaca dan isinya sangat practical. Sesuai dengan judulnya, buku ini benar-benar memberikan tip dan trik yang praktis bagi pembaca. Selain itu, Penulis sangat piawai dalam membumikan konsep-konsep ilmu Psikologi dan Manajemen Sumber Daya Manusia melalui kisah-kisah aktual yang brilliant dan relevan. Siapapun yang butuh bantuan dalam merekrut calon karyawan atau calon anak buah, entah itu dari organisasi bisnis ataupun organisasi non profit; dari yang ingin mencari calon manajer atau mencari calon rohaniwan, akan sangat terbantu dengan kehadiran buku ini.


Reference:
Michael Adryanto, Tips and Tricks on Getting The Right Talents: Srategi dan Teknik Mengelola Rekrutmen dan Seleksi untuk Mendapatkan Karyawan yang Tepat, Gramedia Pustaka Utama 2011

Comments

Popular posts from this blog

Ludo

Monopoly adalah salah satu board game yang bisa mengasah naluri kompetisi seseorang. Adakah board game yang bisa mengasah naluri kompetisi tapi lebih sederhana daripada monopoly? Jawabannya mungkin permainan ludo. Dengan bermain ludo seorang pemain diharuskan berpikir keras untuk menyelamatkan 4 buah bidak (jika boleh disebut demikian) sekaligus memenangkan pertandingan. Pemenang adalah pemain yang dapat mengirim ke-4 bidaknya ke finish terlebih dahulu. Ludo berasal dari kata Latin ludus yang artinya permainan (game). Permainan ini biasa dimainkan 2 sampai 4 orang. Ludo adalah simplifikasi dari permainan orang Indian, Pachisi. Pachisi sendiri diperkirakan sudah dimainkan sejak 500 tahun sebelum masehi. Namun demikian, Ludo yang muncul sekitar tahun 1896 dipatenkan di Inggris dengan nomor paten 14636. Aturan main Ludo sangat mudah. Intinya, lempar dadu dan jalankan bidak menuju finish. Setiap pemain diberi modal yang sama yaitu 4 buah bidak. Bidak-bidak itu harus dikeluarkan dari titik ...

Sistem Nilai

 Dalam budaya pop terkenal sebutan X Generation buat yang lahir sekitar tahun 1970-an, dan Y Generation buat yang lahir diawal tahun 1980-an. Sebelumnya ada Flower Generation yang terkenal dengan Woodstock, marijuana dan Perang Vietnam. Ketiga generasi anak muda tersebut punya system nilai yang berbeda. Generasi X misalnya lebih menghargai fleksibelitas, alternatif hidup, dan kepuasan kerja. Di era Generasi X inilah dikenal Nirvana, internet, dan work at home. Buat Generasi Y yang besar di era globalisasi dan MTV tentu punya keunikan tersendiri.  Pertanyaannya, apakah nilai dan system nilai? Menurut Milton Rokeach, nilai adalah keyakinan abadi bahwa suatu cara (modus) bertindak atau tujuan eksistensi tertentu lebih diinginkan secara pribadi ataupun sosial dibandingkan cara bertindak atau tujuan hidup sebaliknya. Misalnya, orang lebih memilih bahagia daripada tidak bahagia; jujur daripada bohong; kerja keras daripada berleha-leha. Sedangkan menurut George England nilai merupaka...

Good to Great

Baik adalah musuh dari hebat (Jim Collins) Tidak banyak hal hebat di dunia sebab terlalu banyak hal baik di dunia ini. Tapi mungkinkah perusahaan menghasilkan sesuatu yang hebat setelah meraih hasil yang baik? Jim Collins bilang bisa. Setiap perusahaan bisa tumbuh mengagumkan dalam jangka waktu relative lama, profitnya tinggi dan punya nilai perusahaan jauh di atas rata-rata pasar. Cuma syaratnya tidak gampang. Perusahaan harus punya 7 syarat dasar meliputi pola kepemimpinan, human capital, cara menghadapi fakta, focus, budaya disiplin, teknologi pendukung dan terobosan-terobosan berkelanjutan.  Pemimpin macam apa yang cocok untuk membawa perusahaan dari baik menjadi hebat? Jawabnya ternyata pemimpin yang rendah hati dan punya kemauan keras. Collins menyebutnya sebagai kepemimpinan tingkat 5. Contoh pemimpin yang sudah mencapai level ini adalah Colman Mockler, Direktur Gillette tahun 1975 hingga 1991; dan Direktur Kimberly-Clark yang sukses mengalahkan Scott Paper dan Procte...