Kroasia dan Ceko punya sejarah yang mirip. Keduanya merupakan negara
pecahan yang lahir di awal 90-an. Seiring waktu rilis album Nevermid-nya
Nirvana yang menggetarkan jagad music cadas dunia. Kroasia sebelumnya bergabung
dengan Yugoslavia. Ceko dulunya bagian Cekoslowakia. Kroasia mengalami perang
lawan Serbia tahun 1991-1995. Sementara Ceko sejak Revolusi Beludru, kejatuhan
komunisme di tahun 1989 serta perceraian dengan Slowakia revolusinya relative
damai. Pengalaman masa lalu, yang belum lama berlalu, sedikit banyak membentuk
karakter pemain kedua tim.
Stadion Hampden Park, Glasgow
Senin lalu jadi saksi runtuhnya semangat menggebu William Wallace diredam
semangat Revolusi Beludru yang kalem. Kendati penguasaan bola hanya 42%, Ceko
berhasil menaklukkan tim tuan rumah, Skotlandia, 2 gol tanpa balas. Patrik
Schick jadi pahlawan tim. Gol kedua di menit 52 yang diciptakan dari jarak 45,5
meter dianggap sebagai gol terbaik di turnamen ini. Setidaknya hingga minggu
ini.
Kroasia yang terluka di London, datang ke Glasgow dengan misi sulit:
kudu menang. Taktik Inggris mengisolasi Luca Modric berbuah kemenangan. Zlatco
Dalic tampaknya akan memilih Nikola Vlasic daripada Mateo Kovacic sebagai
pendamping Modric. Kovacic sebenarnya bermain apik lawan Inggris. Sudah 3
pemain Kroasia diganjar kartu kuning oleh wasit di pertandingan pertama. Pemain
Kroasia perlu lebih tenang agar tidak merugikan tim.
Kedua tim diperkirakan akan menggunakan formasi yang sama, yaitu
4-2-3-1. Ceko kemungkinan akan memainkan tim yang sama saat lawan Skotlandia. Tomas Kalas dan Ondrej Celustka yang sukses
menjaga area belakang dari gempuran tim Skotlandia dipastikan berduet kembali
di kubu Ceko.
Catatan head to head kedua tim tidak banyak. Bertemu 2 kali. Kroasia
menang sekali dan imbang sekali. Menariknya, pertemuan kedua tim selalu
menyuguhkan banyak gol. Rerata
penguasaan bola dan akurasi operan Kroasia lebih unggul daripada Ceko (52%
& 84% berbanding 42% & 69%). Namun Ceko lebih efektif. Tim Ceko punya kuantitas
tendangan dan set piece lebih banyak daripada Kroasia.
Saat ini Jaroslav Šilhavý, pelatih Ceko, lebih rileks daripada Dalic
karena punya 3 point di saku. Tetapi bagi Perisic, Modric, Lovren dan orangtua
pemain Kroasia ketidakpastian akan hidup dan hari esok adalah pengalaman yang pernah
dihadapi 25 s/d 30 tahun yang lalu saat perang. Mereka percaya usaha dan kerja keras bisa ubah keadaan.
Comments
Post a Comment