Skip to main content

Sinopsis Who Moved My Cheese

 

Alkisah ada dua tikus: Sniff si tukang endus dan Scurry si tukang lacak; serta dua kurcaci: Haw yang peragu dan Hem yang kaku.  Setiap hari, mereka berlari menyusuri labirin untuk mencari makanan.  Suatu ketika, mereka memperoleh “cheese” di stasiun C.  Apa yang terjadi selanjutnya pasca penemuan “cheese”?

Hem dan Haw begitu bersemangat menikmati “cheese”-nya.  Buat mereka pergi ke stasiun C adalah rutinitas sehari-hari yang dapat dilakukan kapan saja.  Mereka bangga akan pencapaiannya dan mulai lengah.  Para kurcaci itu tidak sadar bahwa “cheese” yang mereka santap tiap hari dapat menjadi busuk dan habis.

Sama halnya dengan para kurcaci, Sniff dan Scurry juga menikmati  “cheese”.  Yang berbeda adalah kedua tikus itu tetap waspada mengamati setiap perubahan yang terjadi di stasiun C.  Akhirnya, tikus-tikus itu sadar kalau “cheese” sudah mulai habis.  Apa yang dilakukan setelah tahu persediaan “cheese” mulai menipis?

 Sniff dan Scurry kembali mencari sepatu larinya dan mulai berlari menyusuri labirin untuk mencari “cheese” di tempat lain. Harapan menemukan “cheese” yang baru dan lebih banyak telah memicu semangat mereka.  Dan benar saja, di stasiun N mereka menemukan “cheese” yang banyak jauh lebih banyak daripada yang di stasiun C.

Sedangkan Hem dan Haw meratapi “cheese” yang habis.  Mereka selalu bertanya: “Who moved my cheese?” Keduanya merasakan situasi sekarang sangat tidak adil. Bahkan mereka juga merasa tidak dihargai. Keduanya hanyut dalam pertanyaan tanpa mau mencari solusi dari persoalannya.

Walau agak terlambat Haw sadar bahwa kalau mereka larut dalam kehilangan maka tak lama lagi mereka akan mati kelaparan. 

Haw mengajak Hem untuk mencari sepatu lari dan kembali berlari menyusuri labirin mencari “cheese” yang baru.  Tapi Hem tidak mau.  Buat dia “cheese” itu given, pasti datang sendiri tanpa perlu dicari. Bayangan akan kematian karena kelaparan akhirnya memaksa Haw keluar dari stasiun C untuk menjelajah di labirin.  Labirin itu begitu gelap dan asing. Buat Haw, apa yang akan terjadi dan apa yang akan didapat semuanya serba tidak pasti.

Sepanjang pengembaraannya di labirin Haw sadar betapa cerdik kedua teman tikusnya.  Sniff dan Scurry telah tahu “cheese” di stasiun C akan habis jauh sebelum ia dan Hem tahu.  Haw juga menuliskan setiap insight yang diperolehnya di dinding labirin.  Tulisan itu merupakan petunjuk baginya untuk kembali ke stasiun C, dan untuk Hem bila ia memutuskan keluar dari sarangnya.

 Akhirnya Haw menemukan teman-temannya, Sniff dan Scurry di stasiun N. Dia merasa takjub karena “cheese” di tempat itu banyak sekali.  Bersama dengan kedua tikus itu Haw kembali menikmati “cheese” sambil waspada kalau-kalau “cheese” itu akan habis.

Fabel diatas ditulis oleh Spencer Johnson, MD untuk menggambarkan perubahan dan sikap orang dalam menghadapi perubahan. Bukunya Who moved my cheese? Menjadi best seller di dunia dan telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia serta bisa selesai dibaca dalam tempo 1-2 jam.

“Cheese” merupakan metafora cerdas dari kondidi saat ini, impian, harapan, jabatan atau kedudukan seseorang.  Sedangkan Sniff, Scurry, Haw dan Hem merupakan personifikasi sikap manusia kalau berhadapan dengan perubahan.

Ada orang yang bisa mencium perubahan dengan cepat seperti Sniff.  Ada juga yang mampu bertindak cepat seperti Scurry.  Dalam ceritanya, Sniff yang mengendus sedangkan Scurry ada di depan melacaknya. Ada juga orang yang peragu dan butuh adaptasi agak lama terhadap perubahan macam Haw.  Buat Haw, setiap perubahan itu perlu dihitung dulu segi positif dan negatifnya.  Namun ada juga orang macam Hem yang resistensi terhadap perubahan begitu besar.  Buat dia, setiap perubahan, pasti akan membawa keburukan.  Jadi dia sebenarnya takut terhadap perubahan. 

Johnson menulis perubahan itu selalu terjadi sehingga setiap orang perlu menganstisipasinya.  Caranya dengan memperhatikan perubahan. Misalnya dengan mencium “cheese” sesering mungkin sehingga tahu kapan cheese mulai membusuk.  Tips berikutnya adalah menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan.  Orang sering bilang, dinosaurus itu punah karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan.  Dan Haw selamat karena dia mau beradaptasi dengan perubahan.

Yang penting juga menurut Johnson adalah berubah dan menikmati perubahan.  Ini seperti petualangan Haw di labirin yang gelap dan saat pertama ia merasakan nikmatnya “cheese” baru di stasiun N.  Terakhir, kita mesti bersiap untuk berubah dengan cepat dan menikmati lagi, lagi, dan lagi….

Comments

Popular posts from this blog

Ludo

Monopoly adalah salah satu board game yang bisa mengasah naluri kompetisi seseorang. Adakah board game yang bisa mengasah naluri kompetisi tapi lebih sederhana daripada monopoly? Jawabannya mungkin permainan ludo. Dengan bermain ludo seorang pemain diharuskan berpikir keras untuk menyelamatkan 4 buah bidak (jika boleh disebut demikian) sekaligus memenangkan pertandingan. Pemenang adalah pemain yang dapat mengirim ke-4 bidaknya ke finish terlebih dahulu. Ludo berasal dari kata Latin ludus yang artinya permainan (game). Permainan ini biasa dimainkan 2 sampai 4 orang. Ludo adalah simplifikasi dari permainan orang Indian, Pachisi. Pachisi sendiri diperkirakan sudah dimainkan sejak 500 tahun sebelum masehi. Namun demikian, Ludo yang muncul sekitar tahun 1896 dipatenkan di Inggris dengan nomor paten 14636. Aturan main Ludo sangat mudah. Intinya, lempar dadu dan jalankan bidak menuju finish. Setiap pemain diberi modal yang sama yaitu 4 buah bidak. Bidak-bidak itu harus dikeluarkan dari titik ...

Sistem Nilai

 Dalam budaya pop terkenal sebutan X Generation buat yang lahir sekitar tahun 1970-an, dan Y Generation buat yang lahir diawal tahun 1980-an. Sebelumnya ada Flower Generation yang terkenal dengan Woodstock, marijuana dan Perang Vietnam. Ketiga generasi anak muda tersebut punya system nilai yang berbeda. Generasi X misalnya lebih menghargai fleksibelitas, alternatif hidup, dan kepuasan kerja. Di era Generasi X inilah dikenal Nirvana, internet, dan work at home. Buat Generasi Y yang besar di era globalisasi dan MTV tentu punya keunikan tersendiri.  Pertanyaannya, apakah nilai dan system nilai? Menurut Milton Rokeach, nilai adalah keyakinan abadi bahwa suatu cara (modus) bertindak atau tujuan eksistensi tertentu lebih diinginkan secara pribadi ataupun sosial dibandingkan cara bertindak atau tujuan hidup sebaliknya. Misalnya, orang lebih memilih bahagia daripada tidak bahagia; jujur daripada bohong; kerja keras daripada berleha-leha. Sedangkan menurut George England nilai merupaka...

Good to Great

Baik adalah musuh dari hebat (Jim Collins) Tidak banyak hal hebat di dunia sebab terlalu banyak hal baik di dunia ini. Tapi mungkinkah perusahaan menghasilkan sesuatu yang hebat setelah meraih hasil yang baik? Jim Collins bilang bisa. Setiap perusahaan bisa tumbuh mengagumkan dalam jangka waktu relative lama, profitnya tinggi dan punya nilai perusahaan jauh di atas rata-rata pasar. Cuma syaratnya tidak gampang. Perusahaan harus punya 7 syarat dasar meliputi pola kepemimpinan, human capital, cara menghadapi fakta, focus, budaya disiplin, teknologi pendukung dan terobosan-terobosan berkelanjutan.  Pemimpin macam apa yang cocok untuk membawa perusahaan dari baik menjadi hebat? Jawabnya ternyata pemimpin yang rendah hati dan punya kemauan keras. Collins menyebutnya sebagai kepemimpinan tingkat 5. Contoh pemimpin yang sudah mencapai level ini adalah Colman Mockler, Direktur Gillette tahun 1975 hingga 1991; dan Direktur Kimberly-Clark yang sukses mengalahkan Scott Paper dan Procte...