Tidak ada kehebohan wags (wives and girlfriends) di WC 2022. Headline kali adalah gambar Achraf Hakimi dicium Ibunda tercinta sesaat setelah match Maroko lawan Belgia. Atau video Pelatih Maroko Walid Reragui mencium Ibunya setelah menang adu pinalti lawan Spanyol. Keluarga merupakan pendukung utama dan kunci sukses Maroko hingga mencapai babak 8 besar.
Kebijakan Moroccan Football Federation mengijinkan pemain boleh didampingi keluarga terdekat merupakan strategi brilliant. Policy ini mendukung pilihan mayoritas pemain Maroko yang lebih memilih bermain di negara asal orangtua/leluhur daripada negara tempat dilahirkan atau dibesarkan. Akar keluarga begitu kuat tertatam di benak Hakimi, Walid Reragui, Hakim Ziyech, Bono dll. Total ada 16 pemain keturunan (62%) dari 26 pemain Maroko.
Maroko merupakan kejutan di WC 2022. Juara group diatas Belgia dan Kroasia. Mengalahkan Spanyol di 16 besar jelas bukan prestasi kaleng-kaleng. Hingga babak 8 besar gawang Bono baru jebol 1 gol karena gol bunuh diri Nayef Aguerd. Bahkan 3 pinalti pemain Spanyol tidak juga mampu menembus gawang Bono. Maroko memang kuat dalam bertahan, namun produktivitas lini depan perlu ditingkatkan agar tetap bertahan di turnamen ini. Lawan berikut Maroko adalah juara Eropa 2016, Portugal.
Portugal termasuk tim dengan produktivitas tinggi. Dalam 4 pertandingan, Portugal mengemas 12 gol dan kemasukan 5 gol. Portugal tampil solid sebagai tim ketika CR7 duduk di bangku cadangan. Fernando Santos berhasil membuktikan bahwa Portugal tidak tergantung pada CR7. Namun pers, keluarga dan CR7 tampaknya berambisi mengalihkan spotlight kembali ke CR7.
Pemain Portugal yang menonjol di WC22 adalah Bruno Fernandes, Diogo Dalot, João Félix dan Gonçalo Ramos. Bahkan Ramos mencuri perhatian saat bikin hattrick ke gawang Switzerland. Ramos membuktikan Santos tidak salah memilih dia daripada CR7. Jurgen Klopp juga terbawa. Klopp dianggap salah beli striker dari Benfica. Liverpool seharusnya membeli Ramos bukan Darwin Nunez.
Portugal bukan tim yang unggul di penguasaan bola. Rata-rata penguasaan bola Portugal di WC22 57,8%. Sementara Maroko 32,7%. Portugal unggul dalam shots per game dibandingkan Maroko (13,5 banding 7,5). Ini berarti Portugal memiliki kesempatan membuat gol lebih besar daripada Maroko.
Pertandingan tampaknya akan berlangsung ketat. Sofyan Amrabat perlu extra effort untuk menghadapi gelandang-gelandang Portugal yang kreatif dan pandai menciptakan peluang. Faktor non teknis seperti dukungan dari fans Maroko yang terkenal berisik, doa Ibu dan orang-orang yang dikasihi bisa jadi pemompa semangat yang tak ternilai.
Comments
Post a Comment