Maroko tidak berhenti membuat kejutan di world cup 2022 (WC22). Mereka membuat sejarah sebagai negara Afrika pertama yang tembus semifinal WC. Di Al Bayt Stadium, Kamis dini hari nanti (15/12/22), Maroko akan berhadapan dengan juara bertahan Perancis.
Maroko punya departemen pertahanan kuat. Perancis punya barisan penyerang berbakat. Kylian Mbappe dan Olivier Giroud merupakan 2 predator bahaya bagi tim lawan. Inggris termasuk sukses meredam pergerakan Mbappe di laga 8 besar, namun Didier Deschamps punya solusi kreatif yaitu Antoine Griezmann, Adrien Rabiot dan Aurelien Tchouameni. Kekuatan Perancis yang merata di semua lini merupakan modal utama dalam menghadapi Maroko yang selalu sukses mengunci pemain kunci lawan. Kevin De Bruyne, Bruno Fernandes dan Bernardo Silva sudah merasakan betapa sempit ruang untuk berkreasi ketika berhadapan dengan Sofyan Amrabat dkk. Di pertandingan ini Mbappe akan head-to-head lawan rekan 1 klub di PSG, Achraf Hakimi. Menarik.
Maroko termasuk team yang konsisten dan focus dalam menjalankan instruksi Walid Reragui. Serangan balik ditengah gempuran pemain Belgia, Spanyol dan Portugal hingga menit akhir menunjukkan intensitas permainan yang tetap terjaga hingga akhir.
Di lain pihak, performance Perancis di babak knock out sangat baik. Babak 16 dan 8 besar diselesaikan tanpa perpanjangan waktu. Waktu 90 menit cukup untuk memulangkan Polandia dan Inggris. Perancis juga produktif dalam mencetak gol. Ketidakhadiran Karim Benzema tidak begitu berpengaruh terhadap kinerja team secara keseluruhan.
Menurut catatan sejarah, Maroko pernah jadi koloni Perancis sejak 1912 hingga 1956. Adalah Traktat Fez, yang ditandatangani pada 30 Maret 1912, yang menjadi dasar legitimasinya. Secara demografi ada 5,3% penduduk Perancis keturunan Aljazair, Maroko dan Tunisia. Pelatih Maroko, Walid Reragui, lahir dan tumbuh di Perancis. Ada relasi unik antara Perancis dan Maroko.
Pelajaran yang didapat dari babak knock out di WC22 adalah tim yang focus 100% bermain sepakbola di lapangan akan memetik hasil yang positif. Drama klaim pemain terbaik di dunia, atau latihan menari ala burung merpati tidak membuat team lolos ke semifinal. Walter Casagrande, pemain Brasil di WC1986, bilang jika pergi ke Piala Dunia, orang harus konsentrasi ke Piala Dunia.
Team yang tampil di semifinal punya kesempatan bermain 2 kali lagi. Pertama berlaga di semifinal, dan kedua di perebutan juara 3 dan juara 1. Team yang lapar dan focus pada sepakbola akan unggul. Menang adalah bonusnya.
Comments
Post a Comment